Senin, 21 November 2011

Barokah waktu pagi

 

image

Dari sahabat Shokhr Al Ghomidiy, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” Apabila mengirim peleton pasukan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimnya di waktu pagi. Sahabat Shokhr sendiri (yang meriwayatkan hadits ini) adalah seorang pedagang. Dia biasa membawa barang dagangannya ketika pagi hari. Karena hal itu dia menjadi kaya dan banyak harta. Abu Daud mengatakan bahwa dia adalah Shokhr bin Wada’ah. (HR. Abu Daud no. 2606, Tirmidzi no. 1212, Shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani)

Beberapa pelajaran penting bisa kita petik dari sepenggal kisah Shokr di atas:

1. Perhatian pada ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menuai berkah. Lihatlah bagaimana Shokr Al Ghomidi radhiyallahu ‘anhu, beliau bisa meraup berkah hanya karena mengamalkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau tidak lagi melihat apakah sabda beliau memang benar sudah terbukti, memang mujarab, atau menunggu penelitian ahli akan hal itu. Sahabat mulia tersebut hanyalah ‘sami’na wa atho’na’, dengar dan langsung taat. Tidak seperti sebagian orang yang ketika mendengar hadits Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam malah mengingkarinya, malah mengatakan itu tidak sesuai dengan saran dokter. Seperti mereka mengingkari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِى إِنَاءِ أَحَدِكُمْ ، فَلْيَغْمِسْهُ كُلَّهُ ، ثُمَّ لْيَطْرَحْهُ ، فَإِنَّ فِى أَحَدِ جَنَاحَيْهِ شِفَاءً وَفِى الآخَرِ دَاءً

Jika seekor lalat jatuh di tempat minum salah seorang di antara kalian, maka celupkanlah seluruh bagian lalat tersebut. Lalu buanglah lalat tadi. Karena di salah satu sayapnya terdapat penawar dan sayap lainnya adalah racun.” (HR. Bukhari no. 5872). Orang yang benar beriman pada Allah dan Rasul-Nya, tentu merespon dan taat. Ditambah lagi penelitian terkini dari pakar menunjukkan benarnya sabda beliau ini. Dan Rasul tentu saja sebagaimana disebutkan dalam ayat (yang artinya), “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An Najm: 3-4)

2. Waktu pagi adalah waktu penuh barokah. Sampai-sampai para ulama menghabiskan waktu pagi tersebut untuk berdzikir dan beramal sholeh. Jika tidak berdzikir, maka aktivitas di hari itu bisa jadi tidak bersemangat. Sebagaimana hal ini dibuktikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (Lihat Al Wabilush Shoyyib karya Ibnul Qayyim).

3. Barokahnya waktu pagi bisa dimanfaatkan dengan berpagi-pagi dalam berdagang. Lihatlah apa yang dibuktikan oleh Shokr bin Wada’ah. Beliau jadi kaya raya karena benar-benar memanfaatkan waktu tersebut. Kita pun dapat melihat para pedagang yang biasa membuka jajanannya di pagi hari seperti menjual sarapan pagi untuk keperluan anak sekolah, dagangan mereka cepat laris dan habis. Karena pagi hari orang begitu butuh pada keperluan tersebut. Inilah barokah waktu pagi.

4. Hadits ini juga menunjukkan mustajabnya do’a Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, jadilah waktu pagi adalah waktu penuh berkah. Dalam Tuhfatul Ahwadzi Syarh At Tirmidzi (3: 305) disebutkan bahwa karena perhatian Shokr Al Ghomidi pada ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memanfaatkan waktu pagi dan mustajabnya do’a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini bagi siapa saja yang memanfaatkan waktu pagi, akhirnya Shokr –seorang pedagang- menjadi kaya raya.

Cara untuk meraup berkah di pagi hari adalah tidak begadang hingga larut malam. Jika kita memiliki toko atau warung, maka sebaiknya tutup lebih awal sehingga kita bisa benar-benar memanfaatkan waktu pagi. Apalagi jika barang yang ditawarkan oleh toko atau warung tersebut dibutuhkan oleh banyak orang di pagi hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar